borneotogel88.org – Israel pada Kamis pagi umumkan jika mereka sudah terima empat peti mayat sandera yang pernah diberikan oleh barisan perlawanan Palestina, Hamas, ke Palang Merah Internasional.
Dilansir dari situs slot gacor mgo777, penyerahan mayat itu adalah sisi dari persetujuan gencatan senjata dan transisi sandera di Lajur Gaza.
Pada sebuah pengakuan, Israel menjelaskan jika proses analisis awalnya sudah diawali untuk pastikan jati diri ke-4 mayat itu.
Kanal 7 Israel awalnya memberikan laporan jika mayat-jenazah itu diberikan ke tentara Israel di tepian Karem Abu Salem, yang mengidentifikasi tahapan paling akhir transisi sandera berdasar kesepakatan gencatan senjata babak pertama.
Berdasar laporan media massa Yedioth Ahronoth, team forensik Israel sudah datang di tepian itu untuk lakukan analisis awalnya.
Sebagai imbalan dari penyerahan mayat itu, sebuah bis yang membawa beberapa puluh tahanan Palestina datang di Ramallah, di mana keluarga mereka menanti, berdasar laporan reporter Anadolu. Bis itu dijaga oleh team Palang Merah Internasional.
Awalnya, pembebasan mereka diundur oleh Israel yang memandang Hamas sudah “merendahkan martabat” tawanan yang mereka bebaskan.
Pimpinan Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu pastikan jika ke-4 mayat itu akan secara langsung dipulangkan tanpa “upacara oleh Hamas.”
Babak pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza sudah diterapkan mulai 19 Januari.
Gencatan senjata itu hentikan perang Israel di Gaza, yang sudah tewaskan lebih dari 48.300 warga dan merusak daerah kantong Palestina tersebut. Beberapa korban jiwa ialah wanita dan beberapa anak.
Sampai sekarang ini, 33 masyarakat Israel, termasuk delapan mayat, sudah dibebaskan oleh Hamas sebagai imbalan atas pembebasan beberapa ratus masyarakat Palestina yang ditahan Israel.
Pada November lantas, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) keluarkan surat perintah penangkapan pada Netanyahu dan bekas menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas dakwaan kejahatan perang dan kejahatan pada kemanusiaan di Gaza.
Israel hadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di daerah tersebut.
